National Youth Council/NYC Indonesia Bersama Komite Nasional Pemuda Indonesia/KNPI dan Non Aligned Movement Youth Organization/NAMYO menggelar The Ambassador Summit 2025 dalam rangka memperingati konferensi asia afrika ke-70. Kegiatan Internasional ini menghadirkan Para Duta Besar dari Negara Asia Afrika, Kepala Daerah, Akademisi, Anggota Parlemen, Tokoh Pemuda dan Pengusaha
Presiden NYC Indonesia Tantan Taufik Lubis Mengatakan bahwa Kegiatan The Ambassador Summit ini di selenggara kan pada 20-23 November 2025 dengan Variasi Program yang meliputi Seminar Internasional, Youth Summit, Parade Kebudayaan, Napak Tilas Konferensi Asia Afrika dan Festival Kuliner. Kegiatan ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kita Bogor. Juga bekerjasama dengan OIC Youth Indonesia, Asia Muslim Youth Network dan World NYC Federation serta beberapa kampus di Indonesia seperti Universitas Jakarta, Universitas Krishnadwipayana, Universitas IPB, Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Al Azhar, Universitas Islam Bandung dan Pesantren Darul Ulum
Sementara itu Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan bahwa kegiatan The Ambassador Summit ini adalah untuk mengenang KAA 1955 yang persiapannya di lakukan di kota bogor, napak tilas tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengingatkan dunia bahwa KAA awalnya tercetus di kota Bogor pada tahun sebelum nya, yaitu desember 1954
“Tetapi sebelum Konferensi Asia Afrika, di 28 sampai 29 Desember 1954 itu ada yang namanya Konferensi Bogor. Nah Konferensi Bogor inilah yang kemudian poin-poin pertemuannya itu mencetuskan yang namanya Konferensi Asia Afrika di Bandung, April tahun 1955,” ungkapnya.
Disisi lain, Kepala Biro Pem-otda Provinsi Jawa Barat Muhammad Faiz menjelaskan bahwa kegiatan The Ambassador Summit ini bisa menjadi intrumen untuk menggali potensi ekonomi jawa barat dan menjadikannya sebagai pilar ekonomi bangsa. Perdagangan internasional harus di perkuat dengan kolaborasi bersama negara negara asia afrika
The Ambassador Summit 2025 hadir sebagai forum strategis yang mengusung formasi diskusi terbuka, menghadirkan pemangku kepentingan lintas sektor untuk menyoroti potensi ekonomi dan investasi Jawa Barat. Melalui dialog yang mendalam dan interaktif, forum ini diharapkan mampu membangun opini publik yang konstruktif sekaligus memperkuat posisi Jawa Barat sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, sebagai bagian dari rangkaian Road to Konferensi Asia Afrika (KAA) 2026, acara ini tidak hanya menampilkan peluang bisnis dan investasi, tetapi juga menegaskan komitmen Jawa Barat dalam menjalin kemitraan yang berkelanjutan.
Terkait The Ambassador Summit 2025 – Road to 71st Asia Africa Conference, Dubes Mozambique Belmiro Jose Malate mengatakan acara tersebut harus menjadi wahana untuk terus menjaga semangat anti imperialisme dan anti kolonialisme seperti yang dicetuskan di KAA.
Kita masih memiliki tantangan yang sama hari ini, kolonialisme sudah tiada, imperialisme masih ada. Kita masih harus melawan. Kita masih harus mengembangkan ekonomi kita, mengembangkan anak-anak kita, (dan) masih memiliki agenda yang sangat penting untuk diimplementasikan,” ujarnya.
Dubes Turki Prof Dr Talip Kucukcan mengatakan bahwa lewat semangat pembangunan dan kerjasama selatan selatan, maka bisa berdampak positif terhadap kesejahteraan warga, tidak hanya di Indonesia saja atau asia afrika, namun juga dunia. Untuk itu, dia menilai semangat tersebut tetap harus dijaga hingga saat ini.
” South South Cooperation ini Ujungnya adalah menuju kesejahteraan umat, menuju kesejahteraan dunia. Jadi itu yang harus selalu gelorakan bahwa ada orang-orang yang dahulu sudah memikirkan bagaimana negara itu terbentuk dan tujuan negara itu harus dikawal bersama,” ujarnya.
Hal senada turut diungkapkan oleh Konsuler Politik Kedutaan Besar India Vikram Vardhan. Vikram Vardhan mengatakan semangat KAA tetap harus dijaga hingga saat ini. Sebab setelah KAA berlangsung banyak negara di Asia dan Afrika mendapatkan kemerdekaan mereka.
“Setelah konferensi Bandung, kami melihat banyak negara-negara yang berkembang dan banyak negara-negara di Asia dan Afrika yang mendapatkan kemerdekaan,” kata Vikram Vardhan.
Sementara itu, anggota DPR RI Prof Dr Rokhmin Dahuri juga menilai semangat dari KAA Bandung tetap harus dijaga hingga saat ini. Apalagi saat ini, dia menilai banyak negara-negara maju yang menerapkan kebijakan double standard untuk isu-isu kemanusiaan padahal faktanya sudah sangat jelas. “(Semangat KAA) Ini masih sangat relevan,” kata Rokhmin
Rokhmin menilai saat ini, dunia perlu memperhatikan seluruh aspek kehidupan manusia. Pasalnya angka kelaparan dan kemiskinan di dunia masih sangat tinggi. Untuk itu kolaborasi lintas negara dibutuhkan agar dapat mengurai masalah-masalah yang tengah dihadapi.
Sementara itu Duta Besar Republik Ethiopia HE. Prof Fekadu Beyene Aleka menjelaskan bahwa kerjasama selatan selatan ini harus menjadi fondasi kebersamaan negara asia afrika dalam mengembangkan kerjasama ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat di masing masing negara. Spirit Konferensi Asia Afrika jangan.hanya menjadi lips service dan jargon semata, tapi harus di implementasikan demi terwujud nya keadilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta perdamaian dunia, pungkas nya
